“Apakah negara barat benar-benar mengalami kemajuan?”
“Jika memang demikian, bagian mana yang mengalami kemajuan?”
Negara-negara barat saat ini justru mengalami kemunduran
peradaban. Gereja-gereja mereka mulai ditinggalkan oleh para jemaatnya, bahkan
ada beberapa yang dijual menjadi masjid. Pusat kegiatan masyarakat barat justru
berada di diskotik ataupun di stadion-stadion sepakbola.
Tentang Charlie Hebdo, hampir semua petinggi negara barat
amat mengutuk penyerangan tersebut, dan menyudutkan Islam dalam setiap
ucapannya. Seperti halnya Yesus dalam agama Kristen yang berkali-kali mereka
animasikan, maka mereka menganggap bahwa menganimasikan Nabi Muhammad Saw
adalah sesuatu yang lumrah. Padahal hal tersebut sangat dikutuk oleh umat
muslim.
Selain itu, peradaban barat merupakan campuran dari
peradaban Yunani kuno yang dikawinkan dengan peradaban Romawi dan disesuaikan
dengan elemen kebudayaan bangsa Eropa, terutama Jerman, Inggris dan Prancis.
Urusan filsafat dan seni, mereka berkiblat kepada Yunani, jika tentang hukum
dan ketatanegaraan, mereka berkiblat pada Romawi.
Umat Islam di Eropa kini sangat berkembang pesat. Di
Prancis, Inggris dan Belanda, imigran muslim hampir-hampir memenuhi setiap
sudut kota. Masjid-masjid menjamur di mana-mana. Jamaah shalat semakin
menyemut. Sedangkan gereja, semakin ditinggalkan jemaatnya seiring berjalannya
waktu.
Hari ini, di negara-negara eropa, umat muslim begitu banyak.
Jika kita hendak mencari makanan halal, maka di lorong-lorong kota, sudut-sudut
pemukiman, begitu banyak kaum imigran muslim menjual makanan-makanan berlabel
halal. Sedangkan penduduk asli, hanya bisa melongo melihat negaranya diisi oleh
para imigran muslim.
Bahkan seorang Geert Wilder, seorang sutradara yang begitu
benci dengan Islam hingga membuat film Fitna tahun 2005 silam, memprediksikan
bahwa tahun 2030, masyarakat muslim di Belanda mencapai 80 persen. Peradaban
barat kini menuju ambang kehancuran, tampaknya saja mengalami kemajuan dalam
keilmuan dan perokonomian, padahal kedua hal tersebut tidak sepenting moralitas,
mentalitas serta sudut spiritualitas dalam memajukan sebuah bangsa.
Bicara tentang toleran, kaum liberal di Indonesia kini sok
menjadi penengah antara muslim dengan barat. Padahal sejak Rasul mendapatkan
wahyu hingga hari ini, ajaran yang diajarkan kepada kita memang sangat berbeda
dengan ajaran mereka. Maka jika ada yang mulai toleran terhadap kaum
homoseksual, toleran terhadap pemahaman transgender, komunis dan lain-lain,
maka itu ciri orang liberal. Hingga hari ini, orang-orang liberal di Jakarta,
sedang berusaha agar undang-undang penistaan agama dihapuskan seperti halnya di
negara-negara barat.binhadjid
Disampaikan oleh Dr. H. Hamid Fahmi Zarkasyi, M.A. dalam
Kuliah Umum pada Pembukaan Kegiatan Perkuliahaan Universitas Darussalam, Sabtu
(17/1) lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar