Bento, diperankan oleh Muhammad Ihsan |
Kami mengemas Opera dalam ‘Bukan PG Biasa’ kali ini dengan
judul ‘Alangkah Lucunya Negeri Bento’. Sepintas, memang terdengar seperti film ‘Alangkah
Lucunya Negeri ini’ yang tampil di layar lebar beberapa tahun lalu. Namun,
sebenarnya, isinya jauh berbeda, hanya misi saja yang berdekatan.
Opera ini berkisah tentang perjuangan sekawanan anak SD
bersama gurunya dalam mempertahankan bangunan sekolahnya yang akan digusur. Untuk
memenuhi ekpektasi, pemeran kesepuluh anak SD ini haruslah mempunyai kemampuan
akting dan vokal. Cukup sulit mendapatkan para pemeran dengan kemampuan yang
diinginkan, harus gerilya hingga ke akar-akar. Kami yakin, potensi itu ada.
Akhirnya, kami mendapatkan Rafif dan Ahmad. Dua bocah kelas
2 dengan suara oktaf tinggi, ditambah 8 anak lainnya yang memiliki vokal baik.
Untuk aktor utama, karakter yang diinginkan adalah seorang guru, jadi pemeran harus
dapat menyanyi sekaligus memerankan karakter guru. Kami memilih Fahmi Dwi
Tarwanto, anak kelas 6 dengan perawakan dewasa, suara syahdu, dan kemampuan
akting di atas rata-rata.
Nah, ada satu pos peran yang sangat sulit untuk
memilih pemerannya. Yakni menjadi ‘Bento’, alias si bos perusahaan yang
memimpin pengusiran sekolah. Beruntung kami menemukan talenta dalam diri
seorang vokalis Nasyid, namanya Ihsan. Anak kelas 6 ini memiliki karakter yang
terbilang unik. Bagaimana tidak, gaya bicara dan berjalan yang linglung,
terkesan ngawur, sembrono, dan tak tahu aturan. Dalam dunia nyata, anak
ini memang jarang memiliki kawan. Namun dalam dunia akting, ternyata bocah ini
mampu memenuhi harapan.
Pak Guru, diperankan oleh Fahmi Dwi |
Sepintas, cerita dalam Opera ini biasa saja. Namun, yang
menjadi ruh dalam Opera ini, adalah iringan musik organ live. Beruntung kami
mendapat servis dari salah seorang anak kelas 4, namanya Arkan. Kemampuan luar
biasanya dalam memainkan organ, membuat Opera menjadi sangat hidup. Ada beberapa
lagu masyhur yang dinyanyikan, seperti ‘Dunia Berputar’ (Sherina), ‘Tak
ada yang Abadi’ (Peterpan), ‘Bento’ dan ‘Surat untuk Wakil Rakyat’ (Iwan Fals),
‘Melayang’ (Dams Family), dan ‘Kertaradjasa’ (Djaduk). Adapun beberapa lagu
sisanya, adalah karangan sendiri.
Dengan kisah unik, aktor-aktor mumpuni, tata busana lengkap,
tata rias memadai, tata panggung profesional, serta diiringi musik live, membuat
para penonton begitu tertarik dengan Opera di ‘Bukan PG Biasa’ ini. Lucu,
mengesankan, menghibur, syahdu, asyik, dan baru, itulah komentar para penonton
usai acara.binhadjid
Ralat sedikit Wahyu Dwi Taryanto jek.....
BalasHapusHeheheheh