Jumat, 13 Februari 2015

Santri 'Militant High Level'

Ada begitu banyak ruh persaingan diciptakan di pesantren kami. Perlombaan dalam berbagai kategori digelar dengan waktu berurutan dari satu lomba ke lomba lainnya. Para santri tak pernah diberi waktu kosong menganggur tanpa pekerjaan. Perlombaan itu menyebabkan terjadinya persaingan. Persaingan itu datang dengan sendirinya, melihat situasi panas kompetisi di tiap pagelaran lomba. Tiap kelompok menginginkan kemenangan, kemenangan dan kemenangan.
Meski sejatinya, usai sebuah persaingan sehat, tidak ada satu pihak pun yang kalah, mungkin hanya merasa kalah. Saat satu kelompok kalah, maka dia akan memberi apresiasi dan tepuk tangan kepada sang pemenang. Sang pemenang pun akan balik memberi apresiasi kepada pihak yang kalah atas sportivitas yang dibangun. Begitu juga sebaliknya, jika kelompok pemenang tadi mengalami kekalahan, mereka akan melakukan sebagaimana pihak yang kalah tadi perbuat. Jadi, tiap orang memiliki porsi kemenangan masing-masing, hanya saja tugasnya saja berbeda.
Yang jadi pertanyaan, mengapa tiap perlombaan yang digelar, bisa melahirkan sebuah ruh persaingan diantara peserta ajang?
Sebelum menelaah jawaban, ada baiknya kita melihat terlebih dahulu ‘orang’ yang berada di balik setiap kelompok tersebut. Orang-orang yang berada di tiap kelompok tersebut ternyata bukanlah para pecundang, namun para fighter yang selalu dididik dengan pendidikan santri militant high level. Saya katakan, militan tak selalu berarti militer, namun yang diambil di sini adalah jiwa militan, jiwa berdisiplin dan jiwa pantang menyerah.
Jadi, jangan aneh apabila ada sebuah ajang yang diciptakan diantara mereka, menimbukan persaingan ketat nan sengit. Ini karena orang-orang yang berada di balik persaingan itu, sudah mempunyai mental-mental pesaing hingga titik akhir, mental pejuang tak patah arang dan mental juara yang terasah.

Ini semua tak akan tercipta, tanpa sebuah lingkungan mendukung yang didesain sedemikian hebatnya. Inilah pesantren kami, lingkungan ‘orang-orang’ militan, santri dan pejuang. Semua berkat proses panjang nan melelahkan selama 89 tahun. Siapa pendesain lingkungan para pejuang ini? Tidak lain dan tidak bukan adalah Kiai para pendiri dengan bantuan dari para anshar dan generasi penerusnya.binhadjid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar