Menggugah pikiran dengan tulisan, membuka cakrawala dengan bacaan, dan mensyukuri hidup dengan menengadahkan tangan
Sabtu, 05 Mei 2012
Persipura dan Ironi Sepakbola Indonesia
Sebagai salah satu pemerhati dunia sepakbola, malu adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan partai big match antara Persipura Jayapura dengan tim kuda hitam Pelita Jaya Karawang. Memang, laga tampak menarik karena kedua tim menampilan gaya sepakbola menyerang yang apik dan fantastis. Tak ayal, ribuan suporter kedua tim nampak antusias melihat sepak terjang Persipura dengan serangan cepat nan efektif layaknya real madrid di bawah komando Zahran Kranggar, serta Pelita Jaya dengan umpan panjang serta kecepatan Greg Nwokolo di bawah pimpinan Safee Sali yang sangat merepotkan barisan pertahanan , Persipura.
Namun, ada kejadian yang sungguh memalukan di awal babak kedua. Diawali dengan umpan terobosan, dengan kecepatannya, Greg mengejar bola hingga berhadapan one to one dengan kiper Persipura. Dalam hitungan detik, seperti tak ada pilihan lain, pemain belakang Persipura mendorong Greg hingga tersungkur. Tanpa ragu, wasit langsung menunjuk titik putih setelah Greg dijatuhkan di kotak terlarang. Nah, di sinilah mulai kejadian memalukan tersebut. Tidak aneh saat melihat para pemain Persipura memprotes keputusan wasit tersebut, seperti yang dilakukan oleh para pemain sepakbola profesional kebanyakan. Namun, protes para pemain Persipura di sini nampak terlalu keras ditambah dengan menarik baju wasit, menendang, mendorong, hingga sang wasit hampir saja tersungkur jatuh ke tanah. Kamera pun nampak sengaja 'menyembunyikan' kejadian memalukan tersebut, yakni dengan menayangkan pelanggaran terhadap Greg berulang kali.
Memang bukan hal baru apabila para pemain Indonesia melakukan protes berlebihan hingga beradu fisik dengan wasit. Namun yang cukup memprihatinkan, protes kali ini dilakukan oleh para pemain dari tim pemuncak klasemen Indonesia Super League (ISL) !!! Protes mereka lakukan layaknya pemain bola kelas rendahan di desa-desa terpencil yang belum pernah paham Law the Game of FIFA.
Sungguh memalukan! setelah kejadian itu, jangankan kartu, sang wasit tidak memberikan peringatan apapun kepada para pemain Persipura atas perlakuan mereka pada wasit. Sang wasit terkesan takut pada para pemain. Lebih mirisnya lagi, protes itu dilakukan di depan Safee Sali, salah pemain andalan timnas Malaysia yang merupakan musuh bebuyutan timnas Indonesia.
Melihat kejadian ini, sangat menyayat hati para pecinta sepakbola Indonesia. Melihat para pemain yang seharusnya mejadi harapan terakhir untuk melihat (mungkin) satu-satunya permainan cantik yang disuguhkan di negeri dengan persepakbolaan terpuruk di rating FIFA, malah justru berbuat hal yang dirasa lebih pantas untuk para pemain sepakbola amatir di level 2 atau lebih.
Bercermin pada Liga Inggris atau EPL, FA selaku komite pengurus persepakbolaan sangat-sangat memberikan perlindungan pada wasit. Jangankan menyerang wasit, hanya menghina pemain lawan saja hukumannya absen hingga 8 pertandingan seperti yang dialami Luis Suarez. Oleh karena itu, EPL menjadi salah percontohan kiblat sepakbola dunia. Terbukti dengan pembelian hak siar EPL di puluhan negara di dunia. Semoga PSSI dapat mencontoh, amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar